The Wonderful Story of Henry Sugar and Six More

Ini adalah buku kumpulan cerita dari penulis ulung favorit saya, Roald Dahl. Buku ini ditujukan bagi pembaca remaja, tepatnya bagi mereka yang, “…who are going through that long and difficult metamorphosis when they are no longer children and have not yet become adults.”, seperti yang ditulis Dahl di halaman pembuka buku ini. Karenanya, ceritanya tidak sesederhana buku-buku anak karangannya yang lain, pun tidak se’dewasa’ atau se-realistik cerita-cerita lain yang ditulisnya khusus bagi pembaca dewasa. Masih ada unsur fantasi di dalamnya, namun fakta atau hal riil, bahkan yang bersifat autobiografis dari si penulis, juga banyak bertebaran.

Ada 7 cerita dalam buku ini, yang terpanjang memang cerita tentang Henry Sugar itu, dan merupakan cerita yang paling berkesan buat saya. (sayangnya di dalam buku ini tidak ada goresan ilustrasi Quentin Blake; karya Blake hanya ada di cover-nya, tetap terasa hidup dan ‘heboh’).

Henry Sugar (dalam The Wonderful Story of Henry Sugar) adalah seorang pria berusia 40-an, kaya, dikarenakan ayahnya memang seorang yang kaya raya. Henry hidup dengan mewah, ia juga gemar liburan ke tempat-tempat eksotis, bersama teman-temannya yang juga kaya raya. Semuanya memperoleh segala kekayaannya itu dari warisan orang tua, bukan dari kerja mereka sendiri. Henry memiliki tipe atau kesamaan dengan teman-temannya sesama orang kaya tersebut, yaitu tidak pernah merasa cukup kaya. Selalu ada hal yang membuat mereka merasa kurang, terlepas dari uang berjuta-juta yang telah mereka miliki. Selalu ada dorongan untuk memperoleh uang lebih banyak dan lebih banyak lagi. Hal itu disebabkan oleh satu ketakutan atau teror di benak mereka bahwa suatu hari mereka akan bangun pagi dan mendapati seluruh kekayaan mereka lenyap. Tapi Henry juga enggan bekerja keras. Motonya adalah memperoleh keuntungan sebanyak mungkin, kalau bisa tanpa usaha. Suatu hari Henry mendapat cerita tentang seorang India yang bisa melihat walau kedua matanya ditutup rapat. Henry segera berpikir untuk belajar dari si orang India itu kemampuan tersebut, agar bila ia bermain kartu dengan taruhan, ia bisa melihat kartu-kartu lawannya dan karenanya memenangkan permainan dan taruhan tersebut. Maka dimulaikan perjalanan Henry ke India. Dari sini Dahl menciptakan cerita yang panjang dan cukup berliku, hingga mencapai akhir yang diluar prediksi, dan dari cerita yang awalnya tampak ringan ternyata berakhir dengan pesan yang cukup dalam.

Di buku ini yang menarik juga adalah adanya cerita tentang riwayat Dahl menjadi penulis (Lucky Break: How I Became a Writer), dan kisah ini satu-satunya kisah yang bukan fiksi (autobiografis). Kisah hidupnya ini ternyata sangat unik dan sedikit kocak, seunik dan sekocak cerita-cerita karangannya yang sering kita baca. Kalau mau tahu mengenai tulisan cerita yang pertama kali dibuatnya, pada tahun 1942, bisa dibaca di A Piece of Cake. Melalui cerita-cerita pendek lainnya yang disampaikan dengan sederhana dan lugas, tanpa terlalu disadari kita telah digiring Dahl pada hal-hal penting dalam hidup, seperti sifat belas kasihan pada makhluk lain (pada The Boy Who Talked with Animals), kejujuran walau tidak ada yang melihat (pada The Mildenhall Treasure), atau apa itu kebahagiaan (pada The Wonderful Story of Henry Sugar).

Ternyata sudah ada Roald Dahl Museum sekaligus mencakup Story Centre. Letaknya di kediaman Roald Dahl di Great Missenden, Buckinghamshire, tempat ia selama 36 tahun dalam hidupnya menulis. Ada galeri biografi beliau, dan Story Centre tempat pengunjung, anak-anak atau dewasa, berimajinasi membuat cerita sendiri, dan dengan bantuan kostum dan peralatan lain menjadi tokoh-tokoh dari cerita yang diciptakan. Cafe-nya pun bernama Cafe Twit 🙂

Baru-baru ini saya menemukan buku-buku Roald Dahl keluaran Penguin dengan cover yang artistik dan cakep banget! Makin salut dengan Penguin Books!

The Wonderful Story of Henry Sugar and Six More/ Roald Dahl/ Young Adult Literature/ Puffin Books/ 2010 (1977)/ English/ 225 hlm.

6 thoughts on “The Wonderful Story of Henry Sugar and Six More

  1. pingin baca jugaaa… sayangnya buku ini ngga msk dlm boxset yg diterbitkan gramedia, hiks…
    di buku boy: tales of childhood jg semacam autobiografinya Roald Dahl, mba.. aku suka cerita saat di mana Dahl menemukan ide cerita utk charlie and the chocolate factory-nya 😀

    1. mademelani

      ya buku ini gak masuk boxset itu krn termasuk buku remaja, bukan anak2 (yg di boxset semuanya buku utk anak ya). di buku ini juga ada cerita autobiografinya Dahl kenapa ia jd penulis dan bagaimana ide2 utk cerita2 terkenalnya pertama kali muncul. unik bgt…

      aku jg suka bgt buku Boy, dan juga Going Solo (autobiografi juga, saat Dahl bertugas ke afrika).

  2. oiya ya, yg di boxset itu cerita anak2 semua, hehe..
    jd pingin baca autobiografi Dahl lainnya. seneng ya mba kalo baca kisah seseorang/tokoh favorit, apalagi ttg proses kreatif mereka dlm berkarya 😀

    1. mademelani

      yup Dian.. yg Boy aku suka banget. Yg Going Solo ada bag yg agak membosankan buatku, tp bag akhirnya tetep manis mengharukan… khas Dahl 🙂

Leave a reply to mademelani Cancel reply