[BBI Gothic Reading] Dracula – Bram Stoker

Bulan Juni ini saya ikut baca bareng BBI dengan tema gothic, dan saya pilih baca buku Dracula dari Bram Stoker, terbit pertama kali pada tahun 1897. Saya curious sekali akan versi asli dari cerita drakula, seperti apa sih kisah yang dibuat pada abad ke-19 ini dan yang karakternya begitu mengilhami pembuatan banyak film atau cerita-cerita sejenis berikutnya? Bahkan, setting Transylvania dan kastil “sang Dracula” juga sudah menjadi objek wisata, semua karena sebuah kisah yang ditulis oleh penulis Irlandia di era Victoria ini, Bram Stoker.

Kesan

Dan memang, buku ini jauh dari sekedar menyampaikan kesan seram yang dibuat-buat seperti yang saya pernah lihat sepotong-sepotong di film dengan karakter drakula. Bukan sekedar jreng… dan si Dracula dengan muka yang penuh make-up bermaksud tampil seram muncul mengambil mangsanya. Bukan. Rasa seram dan ngeri yang timbul dari membaca buku ini saya rasakan demikian hidup dan hadir di depan mata, sampai-sampai saya lebih memilihnya membacanya di siang hari. Saya pikir hal itu dimungkinkan justru karena dalam buku ini hampir tidak ada adegan seram atau kejam yang diceritakan secara harafiah, tapi hal itu ditimbulkan lebih karena kesimpulan yang dibuat pembaca setelah membaca penggalan-penggalan informasi yang disampaikan Stoker. A horrid insight in our mind. Jadi, adegan itu sendiri seperti hidup dalam benak pembaca, bukan tertulis secara literal dalam buku. Stoker membebaskan pembaca menyimpulkan dan menghidupkan dalam pikirannya adegan itu dengan segala detilnya, dan membuat kengerian itu jadi begitu nyata. Untuk hal ini, Stoker memang jenius. Juga, kisah ini kerap menyampaikan atmosfer atau suasana yang gelap, suram, perasaan terancam atau menyadari adanya bahaya tapi tidak terlalu jelas bentuknya, atau perasaan menyadari kehadiran seseorang atau sesuatu di dekat kita yang serba samar. Bagaimana melalui tulisan tercipta atmosfer yang begitu hidup, sepertinya hal ini merupakan kekuatan Stoker lainnya. Atmosfer seperti itu makin membawa aura gothic, tepatnya gothic horror, dalam buku ini. Tema horor sebenarnya bukan tema favorit saya, tapi buku ini berhasil membuat saya menelusuri halaman-halamannya karena rasa ingin tahu tadi, dan juga karena Stoker menuliskannya dengan bahasa yang hidup dan enak dibaca.

Bentuk penyampaian

Cerita ini ditulis dalam bentuk epistolary, yaitu berupa kumpulan jurnal, surat, telegram, catatan-catatan, atau potongan berita surat kabar, yang dibuat atau dibaca oleh sejumlah tokoh protagonis dalam buku ini. Jadi, bisa dibilang cerita ini disampaikan melalui sudut pandang berbagai tokohnya. Memang kadang kita yang membaca jadi harus berpindah-pindah sudut pandang, tidak sempat mengidentifikasikan diri dengan satu tokoh saja. Tapi di sisi lain, kita jadi tahu pandangan dan perasaan semua tokohnya (kecuali sang Dracula), dan kesimpulan mengenai hubungan mereka atau mengenai hal-hal yang terjadi semua berlangsung di benak kita.

Jalan cerita 

Adalah Jonathan Harker, seorang notaris dari Exeter, Inggris, yang melakukan perjalanan jauh ke pedalaman Transylvania untuk menemui kliennya, Count Dracula, yang tinggal di sebuah kastil terpencil. Kedatangan Jonathan ke sana adalah untuk menyelesaikan transaksi pembelian lahan di Inggris dengan Count Dracula, namun kemudian ia menemukan dirinya terjebak, terkunci dalam kastil sang Count Dracula dengan segala kemuraman, keganjilan dan kengerian yang terjadi di sana. Bagian awal ini, saat Jonathan baru menyadari situasinya terjebak di kastil Count dan apa yang ia alami di sana, buat saya merupakan bagian yang paling mengerikan dari buku ini…

Sementara itu di Inggris, ada tokoh Mina Murray – tunangan Jonathan Harker, dan temannya Lucy Westenra. Lucy yang lemah dan labil kemudian mengalami episode sadar dan tidak sadar yang aneh dan beruntun. Pada kira-kira saat yang bersamaan, ada berita terdamparnya sebuah kapal ekspedisi pengangkut barang di sebuah pelabuhan di Inggris Utara. Anehnya kapal itu merapat dalam kondisi kosong, semua awak kapalnya hilang dan sang kapten ditemukan teronggok meninggal di kemudinya. Kapal itu membawa sejumlah peti cargo dari wilayah Timur Tengah, melewati Eropa Timur dan sampai ke Inggris. Satu-satunya sumber informasi atas apa yang dialami kapal tersebut adalah logbook atau catatan perjalanan sang kapten, yang mengindikasikan adanya kengerian yang tidak terjelaskan yang sempat terjadi di atas kapal. Sementara itu, Lucy yang sakit lalu diteliti oleh teman mereka seorang dokter ahli jiwa, Dr. John Seward, dan koleganya dari Amsterdam, Profesor Abraham Van Helsing. Juga ada tokoh-tokoh lain seperti Arthur Holmwood – tunangan Lucy, dan Quincey Morris – teman mereka.

Di tempat lain, Jonathan ternyata berhasil melarikan diri dari kastil Count Dracula, walau dalam keadaan trauma hebat. Setelah dirawat beberapa lama di sebuah rumah sakit di kota kecil, dan didampingi Mina yang menjemputnya, mereka pun kembali ke Inggris. Teror yang melekat dalam benak Jonathan sejak pertemuannya dengan Count Dracula ternyata belum berakhir, karena di negerinya kini, ia kembali melihat sosok Count Dracula, yang telah berhasil menyeberang ke Inggris! Bahkan, sang Dracula mulai mengincar Mina sebagai sasaran berikutnya. Juga ada berita hilangnya beberapa anak kecil secara beruntun dan kasus kaburnya srigala dari kebun binatang secara aneh. Berhasilkah mereka mengalahkan jiwa jahat sang Dracula dan menghentikan segala kehancuran yang disebabkannya? Dr. Seward, Profesor Van Helsing, Arthur Homwood, Quincey Morris, dan Jonathan Harker lalu menjadi sekawanan yang kompak dalam memerangi kengerian yang dibawa tokoh Dracula ini.

Tokoh-tokohnya

Di cerita ini para tokoh membawa karakternya masing-masing. Jonathan lebih sebagai ahli hukum atau pekerja dengan pemikiran yang praktis, Mina yang cerdas dan dikagumi beberapa tokoh pria lainnya, Lucy yang cantik tapi cenderng lemah dan labil, Dr. Seward yang berjiwa peneliti, Profesor Van Helsing yang jenius sekaligus ‘bijaksana’ dalam arti ia sangat paham akan pengetahun di bidangnya (kedokteran dan jiwa), namun juga membuka diri pada hal-hal yang berbau supranatural yang belum bisa dijelaskan oleh pikiran manusia. Juga, ada Arthur dan Quincey yang bersedia melakukan apa saja demi pujaan hati mereka, Lucy.

Lalu bagaimana dengan tokoh Dracula sendiri? Dalam epistolary ini tidak ada catatan yang dibuat oleh sang Dracula (tentu saja). Tapi, kita merasakan kehadirannya melalui pengalaman dan reaksi tokoh-tokoh lain. Pengalaman Jonathan saat berhadapan dengan kliennya ini (saat itu ia belum tahu mengenai sifat-sifat Dracula) adalah sebagai figur yang misterius dan ‘tajam’, baik dalam pandangan matanya yang seperti menembus ke dalam jiwa orang yang dilihatnya, ataupun kekuatannya dalam mempengaruhi orang yang ada di dekatnya. Dingin dan terasa mengancam. Simak saja catatan Jonathan akan sosok Count Dracula ini:

His face was strong – a very strong – aquiline, with high bridge of the thin nose and peculiarly arched nostrils; with lofty domed forehead, and hair growing scantily round the temples, but profusely elsewhere. His eyebrows were very massive, almost meeting over the nose, and with bushy hair that seemed to curl in its own profusion. The mouth, so far as I could see it under the heavy moustache, was fixed and rather cruel-looking, with peculiarly sharp white teeth; these protruded over the lips, whose remarkable ruddiness showed astonishing vitality of his years. … (hlm. 18)

Hitherto I noticed the backs of his hands as they lay on his knees int he firelight, and they had seemed rather white and fine; but seeing them now close to me, I could not but notice that they were rather coarse – broad, with squat fingers. Strange to say, they were hairs in the centre of the palm. The nails were long and fine, and cut to a sharp point. As the Count leaned over me and his hands touched me, I could not repress a shudder. It may have been that his breath was rank, but a horrible feeling of nausea came over me, which, do what I would, I could not conceal. (hlm. 18-19)

Fakta atau fiksi? 

Cerita dan tokoh Dracula dengan segala sifatnya yang digambarkan dalam buku ini adalah ciptaan belaka, sebuah fantasi dari Bram Stoker. Bram Stoker sendiri tidak pernah menginjakkan kakinya di Transylvania, tapi selama bertahun-tahun sebelum ia menulis Dracula, ia memang mempelajari kisah-kisah vampir dan cerita rakyat dari Eropa dan memiliki ketertarikan khusus pada area Transylvania. Dracula pun bukan karakter vampir yang pertama ada. Sebelumnya ada beberapa karakter dengan sifat sejenis, seperti yang sering disebut adalah karya Sheridan Le Fanu yang menciptakan tokoh vampir lesbian dalam “Carmilla”, yang memangsa perempuan muda yang kesepian.

Vlad III Dracula of Wallachia

Awalnya, Stoker ingin memberi judul karyanya ini “Count Wampyr”, tapi lalu ia tertarik pada tokoh nyata dalam sejarah Transylvania yang bernama Vlad III Dracula of Wallachia. Dalam masa kekuasaan Vlad III Dracula ini (1456–1462), konon ia membunuh hingga 10o ribu warga sipil Eropa, semua yang ia anggap musuhnya secara politik dan yang dianggapnya tidak berguna. Julukannya adalah Vlad the Impaler, atau Vlad sang pembunuh. Namun tokoh ini juga dianggap pahlawan oleh rakyat Transylvania karena ia juga berhasil mengusir bangsa Turki (Ottoman) yang saat itu sedang menginvasi Eropa (Timur). Dengan terinspirasi sosok Vlad III Dracula atau Vlad the Impaler ini, Stoker menamai bukunya “Dracula”.

Bran Castle

Lalu bagaimana dengan kastil yang sering dikaitkan dengan kastil Dracula dalam buku Stoker ini dan sampai dikunjungi turis itu? Kastil tersebut bernama Kastil Bran (Bran Castle), dan terletak di dekat kota Bran dan kini kastil itu sudah menjadi monumen nasional Rumania. Bentengnya berada di perbatasan Wallachia dan Transylvania. Orang menghubungkan kastil ini dengan tokoh Dracula dalam buku Stoker lebih karena penggambarannya yang mirip dengan penggambaran kastil sang Count Dracula di buku Dracula, serta posisinya yang mendekati deskripsi Stoker (walau untuk hal ini masih sangat dipertanyakan, mengingat Stoker belum pernah mendatangi Transylvania). Sisanya, saya pikir sekedar tourist trap, sesuatu yang dijual demi menarik turis dan toh para turis senang saja berimajinasi mengunjungi kastil tokoh fiksi fenomenal itu. Di Rumania sendiri masih ada beberapa kastil lain yang disebut-sebut sebagai “kastil Dracula” :).

Di luar hal fakta ataupun fiktif mengenai si tokoh maupun tempat, satu hal yang saya jadi lebih paham adalah tradisi menaruh bawang putih sebagai alat pengusir roh jahat. Di rumah-rumah tua Eropa sering ditemui untaian bawang yang katanya sebagai ‘pengusir roh jahat’. Hal itu tentu sudah tidak mereka percayai lagi saat ini, hanya sekedar menghidupkan tradisi. Mungkin mitos itu memang pernah hidup di beberapa generasi di tanah Eropa, seperti yang tercermin di buku ini, dimana sang Dracula akan ‘terusir’ dengan untaian bawang putih.

Dan, diluar segala efek seram yang dengan sukses sudah dihadirkan Stoker, apa yang bisa saya petik dari kisah sepanjang 390 halaman ini? Yang paling mudah mungkin tentang perlawanan kita terhadap roh jahat, yang baik melawan yang jahat. Tapi itu tidak terlalu mengena juga di saya karena di sini sang roh jahat digambarkan sebagai sesuatu yang “di luar diri kita”, yang bisa kita perangi sebagai objek di luar diri, padahal tidak demikian. Membaca kisah ini entah kenapa saya justru jadi teringat salah satu twit teman yang berbunyi:

“Banyak orang melakukan kebaikan. Tapi seribu kebaikan yang tidak terorganisir dan terkoneksi sepertinya akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir.”

Dracula yang sistematis melancarkan aksinya hanya bisa dikalahkan oleh kekompakan Profesor Van Helsing dan kawan-kawan yang (akhirnya) secara terorganisir saling menyumbangkan keahliannya masing-masing untuk menghancurkan sang Dracula.

Detail buku

Dracula, Bram Stoker, edisi pertama

Buku di atas adalah keluaran penerbit Constable, penerbit yang juga menerbitkan buku Dracula ini pertama kali tahun 1897. Constable sendiri sudah berdiri sejak tahun 1795. Edisi yang dicetak kembali ini dibuat sangat menyerupai edisi pertamanya, baik cover maupun bentuk tulisannya. Pengantar dari Colm Tóibín tentang hal-hal yang mempengaruhi Bram Stoker dan pergerakan literatur di jamannya yang ada dalam buku ini juga layak dibaca.

Dracula/ Bram Stoker/ Constable, 2012 (1897)/ Fiction – Classics/ English/390 halaman.

23 thoughts on “[BBI Gothic Reading] Dracula – Bram Stoker

  1. ha, pernah lihat buku versi ini di Periplus =D tapi belum berani beli dan baca mei, aku tuh penakut bangeeet….nonton filmnya aja keingetan sampe sekarang, hiii…btw pernah baca his-fic ttg bram stoker…menarik juga mengira2 apa yang ada di benaknya sampai bisa menciptakan tokoh legendaris paling mengerikan di dunia ini =)

    1. mademelani

      iya aku jg penakut sbnrnya, tp curious bgt ama versi asli drakula. abis seingetku kl nonton dulu gak ngerti dan gak ada serem2nya.. (tp film versi terakhir yg music by annie lennox itu blm nonton sih). buku ini bener2 bikin gripping, mana masa baca itu aku lg sering sendirian di rumah, sampai2 gak berani liat ke arah jendela malam2… hiiy :))
      kisahnya serasa hidup banget, terutama di bab2 awal.

    2. mademelani

      oya, aku inget kamu pernah review buku ttg bram stoker dan henry irving ya? mmg menarik sekali tuh hubungan mereka, selalu disebut di artikel ttg stoker.

  2. wow, baru tau kalau ada penerbit yang bertahan selama lebih dari 200 tahun! salut! Ide menerbitkan dracula sesuai dgn edisi pertamanya juga menarik!

    Jadi terpikir novel gothic koq covernya kuning ya… 🙂

    1. mademelani

      halo om Tanzil! ya unik ya idenya, dan bagus juga bikin kita jadi serasa punya versi aslinya. dijualnya juga cukup murah kok (80an ribu aja) dengan kualitas kertas dan cetakan yg bagus.
      kl aku malah seneng cover kuning, jadi berkurang “seremnya” :))
      tapi cover versi gramedia juga keren bgt dgn kesan dark dan usang gitu, bikin makin takuuut :))

  3. Aku dulu baca buku ini tapi yang simplified, berbahasa Inggris untuk anak SD. Di dalam pikiranku Draculanya gak seram, tapi kayak drakula-drakulaan di Sesame Street kalau gak salah :p
    Tahun lalu dikasih hadiah ulang tahun buku ini, gara-gara jaman masih alay ngefans banget sama Edward Cullen :$ *please don’t attack me* dan liat review kakak jadi pengen baca bukunya 😀
    btw, salam kenal yah! 🙂

    1. mademelani

      halo ndari, salam kenal juga 🙂
      wah lucu juga drakula ala sesame street, jd imuut dan ‘baek hati’ drakulanya 🙂

    1. mademelani

      hi Annisa… iya buku ini buat aku yg penakut sih termasuk serem bgt. terutama di bag awal saat jonathan baru nyadar kl dia terjebak di tempat aneh nan ganjil di kastil count dracula itu…
      dibanding Frankenstein mmg ini buatku (jauh) lebih serem. tapi aku juga jauh lebih suka Frankenstein, lbh membekas dan filosofis, dan mau baca lagi. kl Dracula ini cenderung ke serem dan fantasi aja.

  4. @alvina13

    kalo disuruh mbaca buku ttg dracula, mungkin buku ini yg akan aku pilih. Covernya ngga serem serem banget dibandingkan versi terjemahan Indonesianya –“

  5. Udah pernah nonton filmnya yang versi Francis Ford Coppola… dan baru punya bukunya yang versi Gramedia. Btw, aku skip dulu baca review buku ini karena mau baca hehehe 😀

  6. belum sempat baca bukunya, baru dibuka dan disampul 😀 aq punya yg terbitan GPU sdh lama bgt, nah masuk daftar bacaan secepatnya … thx atas reviewnya mbak, aq suka horror haha.

    1. mademelani

      wah penyuka horror sepertinya akan menikmati buku ini… 🙂
      kalo aku sempet harus menyelipkannya dgn buku lain yg ringan dan sweet, sblm balik lagi ke kisah yg sarat kegelapan ini…

  7. Ferina

    Kaya cerita film yg baru keluar tuh : vampire hunter abraham lincoln.
    Pemburu vampir,sampai akhirnya sang vampir mengejar kekasihnya,dan tokoh utamanya jg seorang biasa yg belajar dan sukses menjadi ahli hukum.
    Mungkin cerita va,pir mirip2 kali yee

    1. mademelani

      loh kok mirip ya ama dracula-nya Stoker? vampire hunter abraham licoln itu ada bukunya juga kan?
      btw Fer, aku bbrp kali coba put comment di blogmu sejak bbrp postingan terakhir, selalu gak bisa. kenapa yah? padahal pengen komen2 juga di situ…

Leave a reply to mademelani Cancel reply