[Shorty July] The Birthday of the Infanta – Oscar Wilde

Mengikuti event membaca cerita pendek klasik dari Baca Klasik, kali ini saya ingin membahas salah satu cerita pendek yang belum lama ini saya baca, The Birthday of the Infanta dari kumpulan cerita pendek karangan Oscar Wilde, The House of Pomegranates (1888). Saya baca dari buku keluaran Penguin Popular Classics yang berjudul The Happy Prince and Other Stories, yang di dalamnya ternyata  terdapat dua kumpulan cerita, yaitu The Happy Prince (5 cerita pendek) dan The House of Pomegranates (4 cerita pendek).

[Ulasan di bawah ini mengandung SPOILER]

Semua cerita dalam buku ini mengesankan buat saya, namun The Birthday of the Infanta termasuk salah satu yang membekas lama. Cerita ini tentang seorang putri raja Spanyol yang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-12. Tentu saja karena ia seorang putri raja, maka hari ulang tahunnya dirayakan oleh segenap negeri. Tidak hanya warga istana dan rakyat, bahkan bunga-bunga, tanaman dan pohon di taman istana pun ikut mengeluarkan warna-warna mereka yang paling cerah. Wilde di sini sangat piawai, dengan indah menyajikan deskripsi alam dari segenap tanaman yang ada di taman istana, dimana semua seakan hidup dan memiliki karakter masing-masing. Pesta digelar di taman istana dan seorang anak kerdil (yang buruk rupa) dipanggil untuk menyajikan sebuah pertunjukan. Anak tersebut melakukan gerakan dan tarian, yang disambut dengan teriakan yang riuh, dan sang putri tampak senang dan memintanya untuk menari lagi dan lagi. Di akhir pertunjukan, sang putri melemparkan setangkai mawar putih ke anak tersebut, yang dimaknai oleh anak itu sebagai ungkapan cinta, bahwa sang putri menyukai dirinya.

Anak kerdil tersebut kembali ke hutan, dengan setangkai mawar putih di tangannya. Melihat pemandangan itu, dan merasa sebagai makhluk yang cantik, bunga-bunga lain yang tumbuh di hutan merasa jijik dan tercoreng kecantikannya karena disandingkan dengan si anak kerdil yang buruk rupa. Namun burung-burung dan kadal liar bisa melihat keindahan hati anak itu dan tetap riang bermain bersamanya. Tidak ada yang pernah memberitahukan anak itu bahwa ia buruk rupa, atau memiliki tubuh yang aneh, dan ia pun tidak pernah melihat bayangannya sendiri di hutan.

Sampai suatu saat, anak kerdil buruk rupa tersebut kembali ke istana karena ingin menyenangkan hati sang putri kembali, teman barunya itu. Di istana ada bagian bangunan yang memantulkan bayangan, dan di sanalah ia melihat bayangannya sendiri. Awalnya ia pun kaget, mengira ada sesosok monster yang mendekatinya. Anehnya monster itu juga lari saat ia lari menghindar, dan juga mendekat saat ia mendekat. Pada akhirnya ia menyadari bahwa monster itu adalah bayangan dirinya sendiri. Ia lalu merasa terpukul, dan pelan-pelan menyadari bahwa semua teriakan saat pesta itu bukan karena orang-orang itu mengagumi dirinya, tapi karena menertawakannya. It was all a joke. Kaget oleh kenyataan itu, ia pun jatuh terlentang, jantungnya berhenti, dan ia pun tersengal-sengal sebelum mati. Sang putri yang kebetulan sedang melintas bermain bersama teman-temannya, menghampiri si anak kerdil yang terbaring, menyuruhnya menari lagi. Kesal karena anak itu tidak mau bangun dan menuruti perintahnya, Infanta lalu memanggil pamannya untuk membangunkan si anak kerdil tersebut. Pamannya lalu memeriksa anak itu, dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menari lagi karena “his heart is broken”. Dengan kesal dan sambil berlalu pergi, sang putri mengatakan, “For the future let those who come to play with me have no hearts,”…

Tulisan Oscar Wilde dikenal sederhana sekaligus tajam. Indah dengan penggambaran dunia setengah imajinatif dimana bunga-bunga dan binatang-binatang saling berbicara satu sama lain, humoris, namun pada saat yang sama sangat ironis, penuh satir dan sentilan moral. Melalui cerita ini, di depan kita seakan dihadirkan sebuah dunia kita sendiri dimana kita sering menentukan mana yang dianggap indah dan mana yang buruk hanya dari tampilan luarnya saja. Dan yang dianugrahi dengan segala kesempurnaan fisik seringkali justru tidak mampu untuk melihat lebih dalam kedalam jiwa manusia, dan malah berputar-putar pada usaha mencari kesenangan atau hiburan sendiri. Bunga-bunga di hutan dan sang putri adalah perwakilan dari sesuatu yang tercipta dengan sangat indah, namun mereka toh tidak mampu melihat lebih jauh dari apa yang bisa dilihat oleh mata mereka. Kehangatan hati dan kesederhanaan jiwa si anak kerdil ini seakan tertutup oleh tampilan fisiknya yang buruk. Standar atas yang indah dan buruk ini kadang demikian mengakar dan menghakimi, membuat si anak kerdil buruk rupa itu di saat-saat terakhir hidupnya menyesali mengapa ia tercipta demikian buruk, bahkan bertanya mengapa ayahnya tidak membunuhnya saja saat mengetahui betapa buruknya ia…

Suatu fairy tale tentang outer dan inner beauty yang tidak hanya baik dibaca oleh anak-anak, namun juga sangat layak bagi orang dewasa.

7 thoughts on “[Shorty July] The Birthday of the Infanta – Oscar Wilde

  1. Oh, Oscar Wilde…how I love how he writes!
    Aku sudah membaca dongeng2nya dan sekaligus novel dan play-nya. Dan semuanya memang punya ciri yang sama, lucu tapi sinis, mencintai keindahan sekaligus mengkritik mereka yg terlalu mengagungkan keindahan itu.

  2. Pingback: Pengumuman Pemenang #ShortyJuly « Baca Klasik

Leave a comment